Maret 2013

0

MENCAMPUR- ADUKKAN KEBENARAN DAN KEBATILAN ( Tentang Penyatuan Agama-agama )

Posted on Minggu, 10 Maret 2013


وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“ Janganlah kamu campur-adukkan antara kebenaran dan kebatilan, dan kamu sembunyikan yang benar padahal kamu mengetahuinya. “
( Qs Al -Baqarah : 42 )
Beberapa pelajaran dari ayat di atas :
Pelajaran Pertama :
وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِل
“ Janganlah kamu campur-adukkan antara kebenaran dan kebatilan,
Imam Qatadah dan Mujahid mengartikan ayat ini : “ Janganlah kamu campur adukkan antara agama Yahudi dan Nasrani dengan Islam.
Penafsiran Imam Qatadah dan Mujahid di atas ternyata terbukti pada saat ini. Sebagian kalangan yang mengaku Islam, telah benar-benar ingin mencampur adukkan antara Agama Yahudi dan Nasrani dengan Agama Islam. Bahkan lebih dari itu, ingin mencampuradukkan antara agama Islam dengan berbagai aliran kepercayaan. Diantara usaha-usaha untuk mempercampur adukkan antara Islam dengan tiga agama dan berbagai aliran kepercayaan adalah sebagai berikut :
1. Konsep “ NASAKOM “ ( Nasionalis, Agama dan Komunis ) yang dicetuskan oleh Bung Karno, bertujuan untuk menyatukan berbagai haluan politik di Indonesia, salah satunya dengan cara mencampuradukkan Islam dengan paham komunis.
2. Pernyataan sebagian orang yang menyamakan antara Pancasila dengan Islam, dengan merujuk pada sila pertama yang berbunyi : “ Ketuhanan Yang Maha Esa . “ Sila pertama ini, menurut mereka sesui dengan ajaran tauhid dalam Islam yang menyatakan bahwa Allah Maha Esa. Padahal sebagaimana kita ketahui bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila mencakup agama Kristen, Hindu dan Budha, yang mempunyai Tuhan lebih dari satu. Artinya dengan sila ini Pancasila ingin menyatukan antara Islam dengan berbagai agama lainnya. Ingin mencampuradukkan antara kebenaran Islam yang berisikan tauhid dengan kebatilan agama lain yang berisikan kesyirikan.
3.Pernyataan salah satu tokoh agama Indonesia yang ingin membangun masjid , gereja, vihara, pura dalam satu bangunan. Dia mengatakan dalam salah satu forum yang dihadiri oleh para mahasiswa Al Azhar : ” Kalau saya menjadi mentri agama, akan saya bangun masjid, gereja dan vihara dalam satu bangunan, tingkat pertama untuk masjid, karena paling sering dikunjungi, kemudian tingkat kedua untuk gereja, karena dipakai setiap minggu dan tingkat ketiga vihara karena paling jarang dikunjungi.  Mudah-mudahan Allah menggagalkan rencana busuk ini.
4. Wacana pluralisme agama yang memandang bahwa semua agama adalah sama, perbedaan agama satu dengan yang lain hanyalah pada tataran lahir saja, sementara esensi semua agama hanya satu, sama yakni penghambaan kepada Tuhan.
Paham pluralisme ini mempunyai dua model :
Model pertama : yang bernuansa spiritualisme sufistik yang kemudian dalam dunia tasawuf dikenal dengan konsep wahdat al-adyan ( kesatuan agama-agama ). Karena Tuhan itu satu maka esensi agama adalah satu. Manusia yang telah mencapai maqam haqiqat, maka ia akan melampaui segala agama. Ia tidak perlu terikat aturan-aturan syariat. Di kalangan pemikiran Barat Orientalis paham ini diusung oleh W.C. Smith, yang muaranya akan membawa pemeluk agama untuk tidak terlalu terikat pada pendekatan legal-formal dari suatu agama.
Model kedua : yang lebih diwarnai oleh perubahan sosial sebagai akibat dari globalisasi dan globalisme, muncullah konsep world theology atau global theology. Konsep yang diusung oleh John Hick ini memandang dengan adanya arus globalisasi dan paham globalisme tidak ada lagi sekat-sekat budaya, ideology, termasuk agama. Semuanya harus berkumpul dalam rumah pluralisme. Budaya, ideologi dan agama tidak boleh mengikat manusia secara eksklusif. Demi kebersamaan dan keterbukaan diperlukan kebersediaan untuk melepaskan ikatan primordial budaya, ideologi, termasuk di dalam agama.

5.Menyebarnya paham ” Wihdat Al Wujud :” atau ” Al Ittihad wa al Hulul ” yang dibawa oleh seorang sufi zindiq yaitu Al Halaj ( Yusuf bin Mansur Al Farisi ) yang dibunuh karena murtad pada tahun 309 H, dan diikuti oleh Ibnu Arabi ( Muhammad bin Ali Al Thoi’ , w = 638 H ) dalam buku ” Al Fushus “ , Ibnu Sab’in ( w = 669 H ), Al Tilmasani ( w= 690 H) , Ibnu Hud ( w = 699 H)
6. Munculnya gerakan ” Freemansony , sebuah gerakan Yahudi yang bertujuan untuk menguasai dunia, dan menyebarkan atheis dan kerusakan dimuka bumi. Salah satu program dari gerakan ini adalah menyatukan agama-agama besar, terutama Islam, Kristen dan Yahudi. Ironisnya sebagian tokoh Islam terjerat dalam organisasi seperti ini, diantaranya adalah Jamaluddin Al Afgani beserta muridnya Muhammad Abduh .
Salah satu bentuk keikutsertaan Muhammad Abduh, adalah ketika ia dan Mirza Al Baqir Al Irani, yang telah pindah agama dari Islam ke Kristen, kemudian balik lagi ke Islam, beserta utusan dari Jamaluddin Al Afghani serta sebagian cendikiawan telah membentuk ” Jam’iyat Al Ta’lif wa Al Taqrib ” yang berpusat di Beirut dengan tujuan menyatukan antara agama Islam, Kristen dan Yahudi. Jami’yah ini beranggotakan orang-orang Iran, Inggris, Yahudi dan lain-lainnya. Salah satu bukti keterlibatan Muhammad Abduh dalam gerakan Freemansori adanya dokumentasi surat menyurat kerjasama antara Muhammad Abduh dengan beberapa Pendeta.
7. Munculnya agama baru yang disebut agama ” Ibrahimiyah ” yang dinisbatkan secara dusta kepada Nabi Ibrahim as. Agama ” Ibrahimiyah ” ini menurut penganutnya adalah agama yang mencakup ajaran Yahudi, Kristen dan Islam. Pada tanggal 12-15 Pebruari 1987 M, diadakan ” Konferensi Agama Ibrahimiyah ” di Qordova, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh dari kalangan Yahudi, Kristen dan sebagian tokoh Islam khususnya para anggota aliran Qadhian dan Ismailiyah. Agama Ibrahimiyah ini diusung oleh sejumlah tokoh Islam diantaranya adalah Roger Garudy, seorang Filosof Besar dari Perancis. Salah satu bentuk dukungannya terhadap agama Ibrahimiyah ini, dia mendirikan ” Pusat Kebudayaan Islam , di Qordava, yang didasarkan pada penyatuan tiga agama, Yahudi, Kristen dan Islam . Maka, pada hari pembukaan Pusat Kebudayaan Islam ini dihadiri oleh tokoh-tokoh dari ketiga agama tersebut. Diantara pengusung agama ” Ibrahimiyah ” dari Indonesia adalah adalah Nur Kholis Majid.
Untuk mendukung penyebaran agama Ibrahimiyah ini, diadakanlah seminar-seminar, baik di negara-negara Barat, seperti yang diadakan di New York, dan Portugal, maupun yang diadakan di negara-negara Islam, seperti Muktamar Syarem Syekh di Mesir, pada bulan Syawal 1416 H, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Yahudi, Kristen dan Islam, serta Komunis. Begitu juga diadakan ” Konferensi Islam dan Dialaoq Peradaban lintas Agama ” yang diadakan di Kairo, pada bulan Rabiul Awal 1417 H.
8. Usaha untuk mencetak Al Qur’an, Injil dan Taurat dalam satu jilid.
9. Terbitnya buku “ Fiqh Lintas Agama “ yang dikarang oleh beberapa tokoh liberal Indonesia, yang intinya ingin menggabungkan fiqh antara tiga agama : Yahudi, Kristen dan Islam. Alhamdulillah buku ini telah dibantah oleh para penulis muslim di Indonesia.

Pelajaran Kedua :
Salah satu bentuk pencampur adukan antara kebenaran dan kebatilan adalah munculnya istilah Kesetaraan Gender yang bertujuan menyetarakan antara laki -laki dengan perempuan dalam segala hal dengan dalih bahwa Islam menghormati dan mengangkat derajat wanita. Diantara isu- isu yang dimunculkan dengan istilah kesetaraan gender adalah :
- Penyamaan hak waris laki-laki dan perempuan.
- Penentangan dengan konsep poligami dalam Islam
- Penentangan terhadap konsep kepemimpinan laki-laki dalam rumah tangga.
- Membolehkan wanita sebagai pemimpin negara
- Membolehkan wanita menjadi imam bagi laki-laki dalam sholat.

Dikatakan mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, karena Islam mengangkat derajat wanita itu adalah kebenaran, sedang isu-isu yang diusungnya bertentangan dengan ajaran Islam.
Pelajaran Ketiga :
Pada ayat sebelumnya, Allah melarang Bani Israel untuk berbuat sesat, dan pada ayat ini Allah melarang mereka untuk menyesatkan orang lain.
Berbuat sesat yaitu dengan menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang rendah. Sedang perbuatan yang menyesatkan adalah dengan mencampuradukkan antara yang haq dengan yang batil.
Di sini Allah menjelaskan bahwa : dasar pijakan dari segala bentuk penyesatan adalah dengan memutarbalikkan kebenaran serta mencampuradukkan antara kebenaran dengan kebatilan.
Diantara bentuk-bentuk mncampuradukkan kebenaran dengan kebatilan yang disebutkan oleh Ibnu Asyur adalah :
- Orang-orang yang murtad dan tidak mau memberikan zakat kepada khalifah Abu Bakar Siddiq setelah wafatnya Rosulullah saw, mereka mengatakan bahwa zakat ini untuk Rosulullah saw saja, setelah beliau wafat, maka tidak ada hak bagi khalifah sesudahnya untuk mengambil zakat.
- Kelompok syi’ah yang benci dengan Ustman ra mereka mengatakan bahwa cincin Rosulullah saw yang jatuh dari tangan Ustman menandakan habis masa jabatannya sebagai khalifah.
- Orang-orang Khowarij yang selalu mengusung kalimat ” La hukma Illa Lillah ” ( Tiada Hukum kecuali milik Allah ) untuk melawan khalifah Ali ra. Maka Ali ra berkata bahwa syiar yang diusung oleh Khowarij tersebut salah satu bentuk ” kalimat hak untuk tujuan batil ” .
- Orang-orang sufi yang menyatakan bahwa dalam Al Qur’an terdapat makna dhohir dan batin.

Pelajaran Keempat :
Di sana ada penafsiran lain tentang ayat ini, diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maksudnya adalah : ” Janganlah kamu mencampur adukkan apa yang kamu miliki ( akalmu ) dengan kebenaran yang ada dalam Al Qur’an, yaitu dengan cara merubah dan menyelewengkan isinya .
Ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh orang Yahudi dan Nasrani yang merubah serta menyelewengkan isi Taurat dan Injil demi mencari kesenangan dunia yang sedikit sebagaimana yang telah diterangkan pada ayat sebelumnya. Hal ini juga telah disinggung oleh Al Alusy dalam tafsirnya ketika menerangkan ayat di atas bahwa Allah melarang Bani Israel untuk mencampuradukkan kebenaran yang terdapat dalam Taurat dan Injil dengan kebatilan yang mereka buat sehingga mereka merubah-rubah isi Taurat dan Injil menurut hawa nafsu mereka.
Berkata Abu Al -Aliyah : Maksud dari ( mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan ) adalah perkataan Yahudi : “ Muhammad memang utusan Allah , akan tetapi bukan untuk kita . “

Pelajaran Kelima :

وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ
” dan kamu sembunyikan yang benar ”
Yang dimaksud menyembunyikan kebenaran di sini adalah : orang-orang Yahudi yang menyembunyikan kebenaran nabi Muhammad saw.

Pelajaran Keenam :
Dari ayat di atas, bisa disimpulkan bahwa di dalam dunia ini hanya ada dua ; Kebenaran dan Kebatilan, dan tidak ada yang lain. Jika ada yang mengatakan bahwa di sana ada istilah mubah yang terletak antara wajib dan haram ? Maka jawabannya adalah bahwa mubah harus dilihat dari dampaknya, apakah akan menguatkan kebenaran ( wajib ) atau kebatilan ( haram) , jika menguatkan kebenaran maka kita termasuk darinya dan begitu pula sebaliknya.


Pelajaran Ketujuh :

َ وَأَنتُمْ تَعْلَمُون
“padahal kamu mengetahuinya. “
Ayat di atas mempunyai dua arti :
Pertama : Padahal kamu mengetahui kebenaran yang kamu sembunyikan
Kedua : Padahal kamu mengetahui bahwa perbuatan mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan itu akan menjerumuskan orang-orang kepada kesesatan. (
Wallahu A’lam

0

Penemuan Tembok Ya`juj dan Ma`juj


copas dari suatu blog....
Tulisan saya kali ini sengaja mengajak Anda sekalian untuk kembali mengulik sejarah masa lalu. Dan yang menjadi bahasan kali ini adalah mengenai kaum barbar yang diberi nama Ya’juj dan Ma’juj. Kaum ini adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati sebuah perkampungan, mereka pun membabat semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenanya, ketika Dzulkarnain datang, penduduk minta dibuatkan benteng agar mereka (Ya`juj dan Ma`juj) tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan uraian lengkapnya:

1. Asal usul
Kata Ya’juj dan Ma’juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul ’Arab. Ya’juj dan Ma’juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan.
Ya’juj  dan Ma’juj diuraikan dua kali dalam Al-Qur`an. Yang pertama diuraikan dalam surat Al-Kahfi, sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhirya surat Al-Kahfi, diuraikan tentang perjalanan Raja Dzulkarnain ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya.
Di antara tanda kiamat Kubra adalah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dari kurungannya. Keluarnya mereka sebagai tanda kiamat Kubra akan terjadi dan wajib kita imani karena dalil-dalil telah jelas menetapkannya. Adapun tanda kiamat Kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari RA:
Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata: “Apa yang kalian perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.” Beliau berkata:“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.” Beliau menyebutkan:“Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa as, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)
Selain itu, Ya`juj dan Ma`juj dalam hadits dari Zainab Binti Jahsh (isteri Nabi SAW), di jelaskan; “Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) telah dibukanya penutup Ya`juj dan Ma`juj seperti ini!” beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak kejelekan.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)

Sedangkan Allah SWT berfirman tentang Ya`juj dan Ma`juj ini:
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim” (QS. Al-Anbiyaa` [21] : 96)
Mengenai garis asal usul tentang siapa sebenarnya kaum ini para ulama telah berbeda pendapat, namun mereka sepakat bahwa Ya`juj dan Ma`juj termasuk spesies manusia. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya`juj dan Ma`juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya`juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma`juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat.

2. Ciri-ciri kaum Ya`juj dan Ma`juj
Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Nabi Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.

Mengenai ciri-ciri mereka terdapat sebuah hadits di Musnad Imam Ahmad (5/271), Al-Haetsami di Majmauz Zawaid (8/9) berkata tentangnya: “Rawi-rawinya adalah rawi-rawi Ash-Shahih.” Hadits tersebut menjelaskan bahwa mereka berwajah lebar seperti tameng yang menonjol dengan rambut merah kecoklatan, mata sipit, datang dengan cepat dari tempat yang tinggi.


Selain itu Rasulullah SAW berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda:
“Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai” (HR. Ahmad)

3. Sifat dan kelakuan kaum Ya`juj dan Ma`juj
Dalam surat Al-Kahfi, Allah menjelaskan bahwa Ya’juj Ma’juj dikurung oleh Dzulkarnain dengan baja karena mereka berlaku biadab dan berbuat kerusakan di muka bumi, sehingga mereka tidak bisa keluar darinya sampai tiba saatnya janji Allah.

Firman Allah SWT:
“Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj wa-Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka.’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah Aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu)’, hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah Aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.” (QS. Al-Kahfi: 93-98).
Mereka tidak akan keluar darinya sebelum janji Allah tiba, dan itu terjadi di akhir zaman sebagai tanda Kiamat yang sudah diambang pintu. Mereka keluar setelah Isa turun dan membunuh Dajjal. Keluarnya mereka dari kurungan memiliki cerita tersendiri yang disebutkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam hadits no. 3153 dan Ibnu Majah no. 4131 dari Abu Hurairah, dan dishahihkan oleh Al-Albani di Silsilah Shahihah no. 1735. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata: ‘Kita pulang, kita teruskan besok’. Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata: ‘Kita pulang, kita teruskan besok insya Allah Ta’ala’. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata: ‘Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan mengungguli penghuni langit.”
Pembicaraan tentang Ya’juj wa-Ma’juj ini ditutup dengan sebuah hadits An-Nawas bin Sam’an di Shahih Muslim (Mukhtashar Shahih Muslim no. 2048). Dari hadits ini kita mengetahui banyak hal tentangnya.
Rasulullah bersabda: Ketika Isa dalam kondisi demikian, Allah mewahyukan kepada Isa bin Maryam: ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tak seorang pun mampu memerangi mereka, maka bawalah hamba-hamba-Ku berlindung di Ath-Thur’. Lalu Allah mengeluarkan Ya’juj wa-Ma’ juj, dan mereka mengalir dari segala penjuru. Rombongan pertama melewati danau Thabariyah dan meminum airnya. Rombongan terakhir menyusul sementara air danau telah mengering, mereka berkata: ‘Sepertinya dulu di sini pernah ada air’. Nabi Isa AS dan teman-temannya dikepung sehingga kepala sapi bagi mereka lebih berharga daripada 100 dinar, lalu Nabi Isa AS dan kawan-kawan berdoa kepada Allah. Lalu Allah mengirim ulat di leher mereka, maka mereka mati bergelimpangan seperti matinya jiwa yang satu. Kemudian Allah menurunkan Nabi Isa dan kawan-kawannya ke bumi, maka tidak ada sejengkal tempat pun di bumi kecuali dipenuhi oleh bau busuk mereka. Lalu Nabiyullah Isa as dan teman-temannya berdoa kepada Allah, kemudian Allah menurunkan hujan deras yang mengguyur seluruh rumah, baik yang terbuat dari tanah atau kulit binatang. Hujan itu membasuh bumi sehingga ia seperti cermin yang berkilauan.”

4. Kisah mereka dan Raja Dzulkarnain
Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang banyak keturunannya. Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada Al-Qur`an surat Al-Kahfi [18] ayat 94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab, sebagaimana bunyi kalimat berikut: “Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj[892] itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Jika mereka melewati perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk. Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.
Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan al-Quran menyebutkan; “Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu” (QS. Al-Kahfi [18] : 84). Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM–552 M).
Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih. Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun sebuah benteng. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.

5. Beberapa penelitian tentang tembok Ya`juj dan Ma`juj
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.

6. Perkiraan lokasi tembok Ya`juj dan Ma`juj berada
Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi dan sangat keras (pegunungan Kaukasus). Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam maupun Rusia, terletak di republik Georgia.

Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tentang tembok penghalang yang dibangun oleh Iskandar Dzulkarnain untuk memenjarakan Ya’juj dan Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj dan Ma’juj.
27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj dan Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj dan Ma’juj berada. Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj dan Ma’juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj dan Ma’juj itu.
Ya’juj dan Ma’juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada Iskandar Dzulkarnain, Raja Macedonia. Dzulkarnain kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih. Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj dan Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj dan Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.

7. Kisah kaum Ya`juj dan Ma`juj di akhir zaman
Dikisahkan, bahwa nanti menjelang kiamat maka fitnah dan kejahatan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) sangat besar dan menyeluruh, tiada seorang manusiapun yang dapat mengatasinya. Jumlah mereka (golongannya) pun sangat banyak, sehingga kaum Muslimin akan menyalakan api selama tujuh tahun untuk berlindung dari penyerangan mereka, para pemanah dan perisai mereka. Seperti yang diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Nawwas berikut ini:
“Maka saat mereka telah keluar (dari dinding tembaga yang mengurung mereka sejak zaman raja Zulkarnain), maka Allah SWT berfirman kepada Isa ibn Maryam: ”Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba (Ya’juj dan Ma’juj) yang tidak mampu diperangi oleh siapapun, maka hendaklah kamu mengasingkan hamba-hamba-Ku ke Thur (Thursina) ”
Dan di Thur terkepunglah Nabiyullah Isa AS beserta para sahabat-nya, sehingga harga sebuah kepala sapi lebih mahal dari 100 dinar kamu hari ini. Kemudian Nabiyullah Isa dan para sahabatnya menginginkan itu, maka mereka tidak menemukan sejengkalpun dari tanah di bumi kecuali ia dipenuhi oleh bau anyir dan busuk mereka. Kemudian Isa AS dan sahabatnya meminta kelapangan kepada Allah SWT maka Allah mengutus seekor burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah menurunkan air hujan yang tidak meninggalkan satu rumahpun di kota atau di kampung, maka Ia membasahi bumi sehingga menjadi seperti sumur yang penuh” (HR. Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi dari An-Nawwas bin Sam’am)
Dahsyatnya fitnah dan kejahatan kaum Ya’juj dan Ma’juj ini juga digambarkan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW sebagaimana berikut:
Rasulullah bersabda : Dinding pembatas Ya’juj dan Majjuj akan terbuka, maka mereka akan menyerang semua manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat-tempat yang tinggi” (QS . Al Anbiyaa’ : 96). Maka mereka akan menyerang manusia, sedangkan kaum Muslim akan berlarian dari mereka ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, sambil membawa binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Ya’juj dan Majjuj) meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebagian dari mereka melewati sebuah sungai maka merekapun meminum air sungai tersebut sampai kering dan ketika sebagian yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering tersebut, maka mereka berkata: “Dulu di sini pernah ada air”. Dan apabila tidak ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota atau benteng, maka berkatalah salah seorang dari mereka (Ya’juj dan Ma’juj): “Penduduk bumi sudah kita habisi, maka berikutnya yang tertinggal adalah penduduk langit“, kemudian salah seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, dan tombak tersebut kembali dengan berlumur darah yang menunjukkan suatu bencana dan fitnah. Maka tatkala rnereka sedang asyik berbuat demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus ulat ke pundak mereka seperti ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati dan tidak terdengar satu nafaspun. Setelah itu kaum Muslim berkata: “Apakah ada seorang laki-laki yang berani mati untuk melihat, apa yang sedang dilakukan oleh musuh kita ini?” maka majulah salah seorang dari mereka dengan perasaan tak takut mati, kemudian dia menemukan bahwa mereka semua (Yajuj dan Majjuj) telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas sebagian yang lain (bertumpukan), maka laki-laki tersebut berseru: “Wahai semua kaum Muslim bergembiralah kalian, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri sudah membinasakan musuhmu”, maka mereka pun keluar dari kota-kota dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke padang-padang rumput kemudian padang rumput tersebut dipenuhi oleh daging-daging binatang ternak, maka semua susu ternak tersebut gemuk (penuh) seperti tunas pohon yang paling bagus yang tidak pernah dipotong” (Hadits riwayat Ahmad, Ibn Majah, Ibn Hiban dan Hakim dari Abu Sa’id RA)
copas dari 
"Snow Giants" © Frank Frazetta. "Snow Giants" © Frank Frazetta.

0

Masa Kekhalifahan Sayidinna Umar bin Khottob. ( Part IV ) "Khalid bin Whalid"


Khalid bin whalid

Kisah seorang panglima Islam Jend. Khalid bin whalid

Jend. Khalid bin whalid seorang jendral yg di takuti lawan dan di cintai kawan…
Namanya harum kemana-mana..
Klw beliau datang ke suatu tempat,, di sambut dengan meriah…

Hidup Khalid bin Whalid…… Hidup Khalid bin Whalid…
kurang leuwih kitu….
Nahh.. suatu waktu,, Jend. Khalid bin Whalid sedang berada di garis depan medan perang.. tibaa..tibaa… secara mendadak.. mendapat surat perintah dari panglima tertinggi Sayiddinna Umar bin Khotob . isinya singkat !
“DENGAN INI SAYA NYATAKAN JENDRA KHALID BIN WHALID DI PECAT”
Segera menghadap..

menerima surat pemecatan itu Jend. Khalid bin Whalid sampe tidak bias tidur…
Masalahnya bukan apa-apa.. karena merasa tidak bersalah.. tahh cobi… lamun akan-akan sareung teteh-the di pecat pasti moal bisa tidur.
Nahh.. tapi Beliau mahh prajurit yang taat dan baik.. hormat pada atasan… turut perintah,, serahkan jabatan sama pengganti.. langsung menghadap Umar bin Khottob.

Assalamualaikum Amirul mukminin….
Alaikumsalam wr wb. Please sit down,, silahkan duduk… :D
Langsung saja to the point…
“saya menerima surat pemecatan… apakah itu benar.. saya di pecat.. ??”
Umar bin Khottob menjawab…
“yaaa”

Khalid menjawab “ untuk soal di pecat.. itu hak anda… anda atasan saya bawahan… tapi apakah saya boleh tau,, apakah kesalahan saya ??
Umar bin Khottob menjawab
“ANDA TIDAK PUNYA KESALAHAN” "dengan nada tegas"
Khalid bin Whalid “ hahhhh”… tapi di pecat…. ???
Umar ‘”Heueuh..,
Khalid “Apa kurang baik saya jadi Jendral ??

Umar “ di jaman ini anda Jend. Yang terbaik…
Khalid “ tapi di pecat ??”
Umar “iyaa” “dengan nada tegas”.

Kalo begitu jangan bikin saya penasaran… boleh saya Tanya ?? apa alasan Anda memecat saya ??
Dengan santai Umar bin Khotob menjelaskan…

“yaaa Khalid…anda adalah jendral yang baik,, panglima yang baik.. setiap hari saya dengar masyarakat dan prajurit selalu memuji-muji anda… tidak yg menjelekan…
catet Khalid.. anda manusia biasa… terlau banyak orang yang memuji… bukan mustahil dalam hatimu akan timbul rasa sombong.  Sedangkan dalam ajaran Islam… Innahu layuhibbul mustakbiruun..
“ Alloh tidak menyukai orang yang sombong,,
Seberat debu rasa sombong dlm hati.. neraka jahanam yg menunggu,, kerena itu maafkan aku wahai saudaraku.. agar menjaga agar Kau tidak terjerumus kedalam neraka jahannam.. apa boleh buat.. saya pecat anda”.
Supaya anda tahu.. jangankan di hadapan Alloh… baru di depan Umar… bulum bisa apa-apa.
Kemudian jendral Khalid bin Whalid berdiri memeluk Umar bin Khottob sambil menangis…

Dan berkata,, “terimakasih yaa Umar… engkau saudaraku.”
Allohu akbar.. tuhh jiwa Islam.
Zaman skrg belum tentu ada 1 dari seribu jendral  yang begitu,, skrg mahh di suruh berhenti oge,, embung.
Dan yang paling hebat,, pakah setelah di pecat apa boleh pundung ??”
“teu pundung teh bahasa Indonesia na naon ?? hehe…
Apa boleh pundung?? Henteu,, tidak….
Beliau balik lagi ke medan perang dan bertempur lagi dengan catatan perangnya bukan sebagai jendral,,bukan sbagai panglima tetapi sebagai prajurit biasa..
Sook bayangkan bekas jendral perang di bawah komando sersan ??
Tapi waktu ada yang bertanya,, “yaa Khalid ?? apa-apaan.. anda sudah di pecat…masih mau perang sebagai prajurit lagii… “apa jawabanya” ??
“saya perang buakn karena pangkat,, jabatan,, saya perang bkn karena Khalifah… saya perang semata-mata karena Alloh. !! mencari keridhoan Alloh:

Indah ini kisah J) ^__^

0

Masa Kekhalifahan Sayidinna Umar bin Khottob. ( Part III )


Dengan semangat Umar memenuhi tugasnya,,,
Semua catatan daftar orang miskin di Madinah turut dibawanya serta agar di limpah tugaskan kpada org lain.
Umar merasa terpukul hatinya, sesal bercampur semangat untuk memperbaiki diri. Mati-matian Ia berusaha untuk memenuhi amanah yang di pikulkan dengan baik.
Tetapi tetap masih saja ada yg terlewat dan mengalami kelaparan hebat. Ini jelas menjadi tanggungannya.. jika tidak ingin di baker dalam tungku neraka.
Perkataan ibu itu adalah kritikan pedas yg harus di perbaikinya. Ia ingin membuktikan pada ibu tadi bahwa anggapanya selama ini salah. Khalifah memperhatikan dengan baik keadaan ekonominya. Namun, bukan sanjungan manusia yg di cari, melinkan ridho Alloh yg ingin direngkuhnya.
Ketika Umar dating dengan membawa sekarung gandum, ia langsung mengaduknya dengan tangannya yang kasar dan merebusnya menjadi roti, setelah matang, disuapinya anak-anak ibu itu bersama asim, sampai mereka benar-benar kenyang dan dapat tersenyum kembali.
“Tuan sungguh baik, kebaikan Tuan melebihi Khalifah Umar bin Khottob, siapakah sesungguhnya Tuan ini?” Tanya ibu itu.

“saya adalah yg ibu hina ibu caci maki dari tadi,” kata Umar dgn tetap rendah hati. Gemetar seketika tubuh sang ibu, ia segera berlutut dan mencium kaki Umar memohon agar perkataanya itu tak membuahkan hukuman. Umar menyuruhnya berdiri dan ersenyum bangga. “tidak apa2 ibu, ibu sudah berkata dengan jujur, saya justru senang ada yang bicara apa adanya dengan saya, itu artinya saya harus bekerja lebih keras lagi untuk mengubah keadaan ini, “kata Umar sama skali tidak merasa tersinggung dgn perkataan ibu tadi. Justru kejujuran ibu tadi menjadi tolak ukurnyautk menilai pemerintahanya sudah baik or perlu di perbaiki lagi.

0

Masa Kekhalifahan Sayidinna Umar bin Khottob. ( Part II )


Benar dugaan Umar, apa yang dilaporkan jauh dengan kenyataan di lapangan yg di hadapinya.. masih begitu banyak penduduk yang kelaparan dan malam inipun tidak bias makan….
Singkat cerita… Dilihtnya seorang ibu tua dengan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Ia berada di dekat dapur sementara sang anak terus merecokinya… “Ummi, makan Ummi…. Lapar !!” erangnya”. Umar terus memperhatikannya dari jauh sembil menyuruh Asim utk berhati2 agar gerak-geriknya tidak diketahui oleh sang ibu.
“Sebentar saying…. Sebentar… ini sudah hamper tanak..”
Kata sang ibu. Ia nampak mengaduk2 sesuatu. Sebuah panic besar bersuara geruduk-geruduk mendidih dari tungku kayu yg menyala2.

“kapn, ummi, aku sangat lapar…” erang sang anak lagi.
Ya sebentar lagi sabr sedikit..” katanya. Sang anak menangis, tangisnya tersedu2 menyesakan dada Umar. Ia blm melangkah maju memastikan kondisi terakhir rakyatnya ini yg membutuhkan bantuan yg teramat sangat.
Kkeadaan sang anak mulai merengek2.., mengerang, hingga lelah menangis kemudian tertidur pulas.
“ayo Asim, kita Bantu ibu itu” ajak Umar.
Mereka berdua bergegas menghampiri ibu setengah baya itu, kemudian menanyakan keadaannya.
“ada apa, Bu? Tanya Umar.
“anak saya lapar tuan, saya blm bias memberinya makan”.
“lha itu , makanan yg ada di dalam panic ibu? Tanya Umar.
“makanan apa ? ini hanya batu yg saya rebus utk mengelabui anakku agar ia tidak menangis terus. Tapi saya tdk tahu smpe kpan.. nanti klo ia bangun lagi pasti menangis karena tdk diberi makan, “kata sang ibu.
“memang… apa Khalfah Umar tidak pernh memperhatikan ibu ?” Tanya Umar yg menyamar sebagai rakyat biasa. Ia ingin menguji sikap sang ibu, rakyat yg dipimpinnya terhadap sosok pemimpinya, seperti apakah ia menilanya.
“Ohh.. khalifah itu sangat dzhalim, ia tidak pernah memperhatikan rakyat kecil,, janji dan kata2nya yang ingin menyejahterakan rakyat itu hanya omong kosong, buktinya saya masih kelaparan” kata sang ibu.
“Oh.. begitu yaa…” kata Umar yg masih dalam penyamarannya. “skrg ibu saya Bantu” kata Umar. Kemudian ia meninggalkan asim d rumah ini. Ia menyuruhnya utk menjaga baik-baik, sementara dirinya akn mengambil makanan dari Baitul Mal sendirin tanpa bantuan. Asim terheran2, jelas ia ingin membantunya v apa jawab Sayidina Umar bin Khattab. “ Apa kamu mau menanggung dosa-dosaku di hari kiamat gara-gara ada seorang ibu yg terlantar?” kata Umar bin Khattab membuat asim merasa seprti terpantek dan tdk bisa mencegahnya.Next part III.

0

Masa Kekhalifahan Sayidinna Umar bin Khottob. ( Part I )


Assalamualaikum wr wb.

Cerita tentang ke khalifahan Sayidina Umar bin Khattab yang pada saat itu rakyatnya dilanda wabah kelaparan setelah peperangan panjang….

baikk kita mulai…..
Allohu akbar…. 4x

sempga bias memotifasi kita sbagai calon seorang pemimpin nantinya….

Pada saat itu.. wabah kelaparan dan paceklik melanda… kemudian Umar bekerja keras tak henti2nya…
Kemudian Ia utus mentri pertahanan pagannya utk memperhatikan daerah mana saja yg dilanda paceklik… Ia kemudian mengambil uang dari Baitul Mal n memasok makanan dari luar madinah utk menghadapi kelaparan yg makin membelit..

Wlopun Ia telah menugaskan seorang mentrinnya.. v Ia tak merasa puas sebelum turun sendiri kelapangan,,
Para mentri dan stafnya itu memang memberi tahu daerah mana saja yang kekurangan pangan,,
Kemudian bantuan akn segera di angkut dgn kuda2 yang cpat.. jarak kelaparan yang mereka tanggung dgn bantuan yg dating smakin d perkecil.. dengan sejumlah org yg hilir mudik membawa berkarung2 makanan. Kurma,gandum,daging unta semua di sediakan, di tampung dahulu di istana sbelum di bagikan  pada penduduk yg kelaparan.

V itu tak ckup membuatnya puas.. ia masih sangsi ada yg terlewat dari seluruh laporan yang masuk… Nuranunya bergetar tiap kali teringat dengan janji dan tanggung jawabnya pada Alloh. Ya….. dirinya bukan skedar pemimpin kabilah or Suku Bani Adi.
Tetapi ia adalah peimpin umat Islam di seluruh penjuru dunia menggantikan Rosululloh dan Abu Bakar yg telah berpulang. Keseluruhan tugas dan tanggung jawab rakyatnya ada di pundaknya.. ia benar2 taku jika ada satu saja perut rakyatnya yang lapar maka akan di tagih di akhirat… bahkan dengan neraka yang menyala….” ( kebayang yahh… berbeda dengan pemimpin kita saat ini… dimana tanggung jawab mereka terhadap rakyatnya ) “

Mka malam itu setelah semuanya selesai, setelah seharian ini Ia juga ikut mengawasi jalanya psokan bhan makanan ke seluruh penjuru negeri. Terkadang ia juga ikt menganakat bahan makanan itu ke atas pundaknya hingga tubuhnya berkeringat. Kemudian ia mengajak seorang bawahanya utk meninjau langsung keadaan lapangan. Ia ingin tau keadaan rakyatnya secara langsung bkn berasal dari laporan yg terkadang di manipulasi…
“Baiklah Amirul mukminin, akn kami persiapkan kuda-kuda terbagus dan perbekalan yg ckup sehingga engkau takkan kelaparan semasa di perjalanan, “kata seorang anak buahnya”

“Jangan! “ cegah Umar. Aku ingin keadaan yang biasa2 saja, jgn kau buat rakyat tambah terluka dengan pemimpinya yang bermegah2an.. biar aku jalan kaki saja bersama Asim, “kata Umar. Baginya kuda tunggangan yg bagus perbekalan yg mewah dan mahal or segenap harta kekayaan yg akn d bawanya semasa d perjalanan nanti justru akn memperdalam jurang pemisah dirinya dengan rakyatnya.

Ia tak ingin penderitaan rakyatnya yg di tutup2pi hanya utk menyenangkan dirinya, sementara, jika dirinya tidak tahu penderitaan yang sebenarnya, maka neraka yg menyala2 siap menunggu

Cerita selanjutnya kita langsung ke point nya… sabra dikit yaa.. :D.

0

CINTA SUCI MUSLIMAH SEJATI


Ada seorang pemuda yang sangat terpesona melihat kecantikan seorang wanita, hatinya selalu gelisah sejak tatapan pertamanya, dia gemetar tatkala bayangan wajahnya hadir dalam lamunan, hingga ia merasa sangat tersiksa dengan perasaan cinta yang menjangkiti dirinya.

Dengan memberanikan diri ia menyuruh salah seorang budaknya untuk menyampaikan perasaan hatinya. Ia pun menulis sepucuk surat yang diletakkan diatas nampan perak dengan ditutupi selembar kain sutera kuning.

“wahai engkau yang sudah membuat diriku dimabuk kepayang setelah memandang wajahmu, kiranya hasrat untuk menyampaikan perasaanku bisa mengurangi kegundahanku karena senantiasa mengingat dan membayangkan wajahmu.”

Wanita tadi pun membalas suratnya,

“wahai pemuda, kiranya apakah yang membuat dirimu amat tertarik melihat ku…?”

Sambil melancarkan jurus rayuannnya,

“aku terpesona dengan keindahan matamu dinda…”

Kemudian wanita tadi mengambil pisau dan mencongkel kedua matanya,

Dalam surat balasannya,

“wahai pemuda kalau kiranya kedua mata ini yang membuatmu terpikat, maka aku berikan kepadamu kedua bola mataku. Karena aku sendiri gelisah ternyata kedua mataku membawa fitnah bagimu”

Pemuda tadi kaget bukan kepalang setelah membuka nampan yang ternyata berisi dua bola biji wanita yang dicintainya. Hingga rasa malu kepada wanita itu membuatnya menagis berhari-hari meratapi kesalahnnya. Dan ternyata setelah kejadian itu dia menjelma menjadi seorang pemuda yang shalih dan pemalu kepada wanita beda dengan yang sebelumnya.

Sahabat, betapa agung dan mulianya seorang Muslimah, hingga sifat-sifat mereka dipuji oleh Allah dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya lelaki dan wanita yang muslim, lelaki dan wanita yang mukmin, lelaki dan wanita yang taat, lelaki dan wanita yang jujur, lelaki dan wanita yang sabar, lelaki dan wanita yang khusyu’, lelaki dan wanita yang bersedekah, lelaki dan wanita yang berpuasa, lelaki dan wanita yang memelihara kehormatannya, lelaki dan wanita yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” ( QS Al Ahzab: 35 )

Karena dia adalah pembakar semangat pasukan Rijalillah dalam Jihadun-Nafsi, demi cinta sejatinya (cinta kepada Allah) ia rela menanggalkan jubah kemawahan duniawi, ia tidak terpengaruh oleh zaman, ia gigih dalam menjalankan syari’at, cintanya tidak pernah terbagi selain mencinta-Nya, ia menangis dan gundah kalau kecantikannya dzatiahnya membuat kaum Adam terlena hingga lupa akan cinta kasih-Nya.

Demi sinar bahagia di surga ia rela melepas nafsu syahwat dunia

Demi menjaga mutiara imannya ia sering teteskan peluh airmata dan keringat untuk menjaga kehormatannya

Demi cinta hakikinya ia sibukkan diri dengan lantunan halus dalam munajatnya

“ Saya tidak akan mengabdi kepada Tuhan, seperti seorang buruh yang selalu mengharapkan gaji” kata Rabia’ah.

Ketika ditanya apakah dia benci setan, dia menjawab bahwa dia tidak benci setan.

“ Aku mencintai Tuhan, tetapi aku tidak benci setan. Cinta tidak akan meninggalkan ruang di hati bagi yang lainnya.”

Kemurnian cinta Rabi’ah memancar dari seruannya,

“ Oh Tuhanku! Jika aku meyembah-Mu karena takut neraka, maka lemparkan aku ke dalam neraka. Jika aku meyembah-Mu karena mengharapkan surga, maka jauhkan aku dari surga.”

Subhanallah…. ^_^

Dan kita lihat dalam hadist nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasssalam..
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasssalam bersabda,” Wahai sekalian wanita, sesungguhnya yang paling baik di antara kalian akan memasuki surga sebelum orang yang terbaik di kalangan lelaki. Mereka akan mandi dan memakai minyak wangi dan menyambut suami-suaminya di atas keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka anak-anak kecil. Mereka seperti batu permata yang berkilauan.”

Demikian mulianya seorang wanita shalihah, sehingga Abu Sulaiman Ad Darani r.a berkata,

”Istri yang shalihah bukan termasuk dunia, karena istri itu menjadikanmu tempat ( beramal demi ) akhirat.”

0

IKHLAS


Suatu tengah malam. Seorang teman lama mengirim pesan pendek lewat ponsel, "sore tadi rumah saya terbakar." Saya kaget. Ia seorang yang ulet bekerja, pandai membawa diri, tak suka menyakiti hati orang lain, ramah pada siapa pun. Ia sisihkan gajinya bulan demi bulan, sampai akhirnya mampu mencicil rumah tipe 36 di kawasan tangerang. Bersama istri dan ketiga anaknya, ia isi rumah itu dengan kehangatan, kebersahajaan, dan kebahagiaan.

Kini rumah itu telah musnah atapnya. Tetangga sebelah teledor, hingga terjadi hubungan pendek arus listrik. Kebakaran itu melalap separuh rumah, sebelum menyambar rumah teman saya tadi. Terpukul, tentu. Wajahnya kuyu, tubuhnya lemas. Habis sudah jerih payahnya selama ini. Sepertiga gajinya untuk mencicil, sepertiga lagi untuk anak sekolah, dan sisanya untuk makan dan transport. Dari mana lagi uang untuk memperbaiki rumah?

Ditambah ada tetangga bermulut jahat, mengumbar kecurigaan: bukan tidak mungkin sumber api berasal dari rumah teman saya. Ia marah, hampir meledak. Kuduknya tegang. Saya mencoba menenangka sekenanya, "Ini cobaan Tuhan. Tabah, sabar, tawakal." Matanya sedikit menyala.

Esok lusanya saya bertandang lagi. Syukurlah, wajahnya lebih tenang. Kami mengobrol sambil duduk bersila di rumah tumpangannya. Tak dinyana, kemarin teman-temannya di kantor lama menggalang dana. Bantuan financial pun bercucuran ke rekeningnya. Apa yang membuat segala kemudahan terbuka baginya?

Cerita ia, ketika salat, SEGALA KEMARAHAN, SAKIT HATI, KEBENCIAN, BURUK SANGKA, PUTUS ASA, SEGALA PERASAAN DAN PIKIRAN NEGATIF, IA LEPASKAN. DALAM HAMPA, HATI MERONGGA, IA MERASAKAN KEKOSONGAN TANPA RUANG, TANPA TEPI. SAAT TANGANNYA MENENGADAH, DIRINYA SEPERTI MENGANGA. ITULAH DETIK-DETIK IA MERASA HATINYA TERAMAT RINGAN, SEHINGGA MUSIBAH TERASA ANUGERAH.
Sejurus kemudian, segala kebuntuan tersibak. Tetangga menawarinya tumpangan dan mengirimi makanan, teman-teman mulai berdatangan, rekening banknya mulai menggeliat, RT/RW siap membantu sebagian biaya renovasi, dsbnya. Malah, ia berbisik, kini uangnya memuai berlipat kali dibandingkan sebelum kebakaran. Kuncinya hanya satu kata: IKHLAS.di kutip dari majalah intisari edisi maret 2009 

0

Artikel singkat gemilangnya kejayaan Islam pada masa pemerintahan Bani Ustmani yang di pimpin oleh Sultan Muhammad Al- Fateh


Salah satu sejarah besar dunia adalah takluknya Constantinople ke tangan Khilafah Islam (Khilafah Utsmaniyah) melalui Jihad yang dilakukan oleh Sultan Muhammad II atau yang terkenal dengan nama Muhammad the Conqueror (Muhammad al Fateh). Sebuah episode sejarah manusia, yang dikenang baik oleh kaum Mukmin dan mereka yang ada di timur or Barat. Pada masanya, dunia dapat melihat dengan jelas kebesaran Islam, kedahsyatan kekuatannya, kecanggihan teknologinya, dan keagungan peradabannya.

Turki punya sejarah gemilang kejayaan Islam pada masa pemerintahan ini. Bani Ustmani telah berhasil menaklukan 29 negara, termasuk negara2 di eropa.
Kekeuatan utama umat islam pada waktu itu adalah karena mereka di pimpin Sultan Muhammad Al Fateh. Apalagi hadits-hadits Rosululloh memberitahu bahwa Konstantiniple akan jatuh ke tangan Islam di bawah pimpinan dan pasukan yang baik. Jika Sultan Muhammad Al Fateh memenuhi cirri-ciri tsbmaka Islam pun akan mendapatkan kemenangan seperti yang disebut oleh Rosululloh. Lalu,, kekuatan apa yang di miliki Sultan Muhammad Al-Fateh sehingga bias menaklukan Konstantinople ??????

-+ inilah penyimakan saya tadi…
yukk kita simak…. Ayo mulai…

Bismilah….

Muhammad Al Fateh adlah putra raja Turki yang bernama Sultan Murad. Dari kecil beliau di didik oleh seorang ulama sufi yang masyur di turki pada waktu itu,, yaitu… Samsudin Al Wali.. ….. “ masih ada yang inget ?? “” hehe….

ketika berumur 20 tahun, Muhammad Al Fateh tlah jadi seorang pengamal tarekat dan ahli sufi. Tak ada seorangpun yg dapat menduga bahwa pada Usia 23 tahun seorang anak raja menjadi sufi akhir’y dapat mengislamkan Konstantinopel. Jika tidak salah menurut buku yang aku baca… Konstantinipel jatuh 600 tahun stekah Rosululloh bersabda mengenainya,, yaitu pada saat di madinah ketika itu Rosululloh akan menyingkirkan batu dengan para sahabatnya dalam rangka akan mebuat… “apa yaa?? Lupa euy,,, ada yg inget ?? “ karena waktu itu madinah di kepung oleh kaum kafir Quraisy dan yahudi.

Kejayaan Muhammad Al Fateh adalah apabila beliau berjaya mendapat bantuan Alloh karena ketakwaanya serta ketakwaan pasukanya.

Beliau tlah memenuhi cirri-ciri yang di sebut oleh Rosululloh… “ masih ada yang inget tadi “ ??
kata Rosululloh…. Yaitu.. Konstantinople akan berjaya di tawan apabila … rajanya ialah sebaik-baik raja, tentaranya adalah sebaik-baik tentara n rakyatnya sebaik-baik rakyat. Baik yang di maksudkan disini ialah hingga ke tahap takwa yang tinggi kpada Alloh.

inilah artikel singkat’y…. smoga umat Islam bisa berjaya seperti dulu…. Semoga bias menambah iman dan ketakwaan kita kpada Alloh….
aamiin….

next part 2… “ tapi mikir dulu”. Whehehe……
”terimakasih sebelumya tlah mengadakan training motivasi”___^

0

Khutbah Jum'at

Memperbaharui Akhlaq untuk Mewujudkan Tatanan Kehidupan yang Harmonis



اَلْحَمْدُ للهِ بِذِكْرِهِ تَطْمِئِنُّ الْقُلُوْبَ وَبِفَضْلِهِ تَغْفِرُ الذُّنُوْبَأشْهَدُ أنْ لا اِلهَ إلاّ اللهُ الْخاَلِقُ المَعْبُوْدُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ اللهِ الصَّارِفُ الْمَوْعُوْدُ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلامُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أهْل التَّقْوَى وَالْمَعْرِفَةِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الْمَبْعُوْثِأمَّا بَعْدُفَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Kaum muslimin jamaah Jum'at yang dirahmati Allah SWT

Pada kesempatan khutbah yang berbahagia ini, khatib mengajak para jamaah sekalian untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya, melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Jika kita memikirkan bagaimana dan berapa banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita, niscaya kita tidak akan sanggup menghitungnya. Maka sudah sepantasnya kita mengucakan kalimat syukur dengan ikhlas hati kepada-Nya. Jangan sampai kita dicap Allah SWT sebaga hamba-Nya yang tidak tahu terima kasih. Shalawat dan salam tetap kita tunjukkan kepada Rasulullah SAW dan kelaurganya beserta para sahabatnya. Dalam hal ini kita patut mencontoh kegigihan Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam memperjuangkan Islam.

Kaum muslimin jamaah Jum'at yang dirahmati Allah SWT
Banyak kalangan yang mengatakan bahwa krisis ekonomi yang melanda bangsa ini berawal dari krisis multi moral. Pada level struktural, mayoritas pejabat dan birokrat sudah tidak lagi amanah terhadap tanggungjawab sebagai pejabat publik. Mereka seenaknya datang ke kantor, disiplin menurun, keuangan banyak digunakan sekehendak hatinya, setiap aktifitas sulir dilepas dari KKN. Begitu pula dalam level kultural. Kejahatan terjadi di mana-mana: pencurian, perampokan, perjudian, pelacuran, pemerkosaan, dan penggunaan obat-obatan terlarang terjadi di mana-mana.

Jika kita bercermin pada sejarah bangsa-bangsa terdahulu, tampak jelas bahwa kebinasaan atau kehancuran suatu kaum, disebabkan rendahnya moral. Mereka sudah tidak lagi mengindahkan aturan-aturan agama. Apa yang mesti mereka lakukan, mereka tinggalkan, dan sebagainya. Allah SWT berfirman:
وَكَم مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءهَا بَأْسُنَا بَيَاتاً أَوْ هُمْ قَآئِلُونَ
Betapa banyaknya negeri yang telah kami binasakan. Maka datanglah siksaan kami (menimpa penduduk)nya di waktu mereka berada di malam hari atau di waktu mereka beristirahat di tengan hari. (QS Al-A'raf: 4)
أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وِأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Belum datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata. Maka Allah tak akan sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS At-Taubah: 70)
Penyebab utama kehancuran negeri adalah penolakan terhadap dakwah para Nabi. Mereka tidak hanya menolak seruannya, tetapi juga memusuhi bahkan berusaha membunuh ppara utusan Tuhan itu. Tentu saja para Nabi menghadapi cobaan berat. Nyawanya dipertaruhkan untuk kelangsungan perjuangan dakwah. Namun Allah Swt memiliki kehendak sendiri. Mereka yang bertindak melewati batas, dihancurkan. Jika Tuhan berkehendak membinasakan suatu kaum, maka tidak ada serangpun yang bisa menolaknya.

Kaum muslimin jamaah Jum'at yang dirahmati Allah SWT
Sebaliknya, keberkahan dan kemakmuran suatu negeri hanya akan tumbuh pada bangsa di mana penduduknya beriman dan bertaqwa. Tatanan sosialnya dihiasi dengan solidaritas, toleransi, saling menghargai, tidak saling mencurigai, tidak saling memfitnah dan saling mengingatkan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT Mereka hidup dalam suasana yang aman, damai dan penuh semangat,kekeluargaan. Allah Swt, menjanjikan dalam Firman-Nya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannva. (QS Al-A'raf: 96)

Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara, baik burukya moral masyarakat sangat tergantung atau tidak akan lepas dari moral para pemimpinnya. Pemimpin menjadi simbol dan gambaran umum mentalitas dan moralitas masyarakat. Bahkan terdapat kaitan erat antara mereka yang memimpin dengan yang dipimpin. Masyarakat yang baik-baik, tentu saja akan memilih pemimpin yang baik pula. Begitu pula sebaliknya. Masyarakat yang rendah moralitasnya, kecil kemungkinan memilih pemimpin yang baik.

Menjadi seorang pemimpin, berarti menjadi seorang yang menghadapi dunia nyata, atau seorang yang selalu menghendaki perubahan dan memiliki visi pembangunan dan memberdayakan setiap komponen yang dipimpinnya. Kekuatan memimpin terhadap apa saja yang dilihat, didengar, dirasa dan diketahuinya dari semua yang ada disekitarnya.

Rasulullah SAW bukan hanya seorang utusan Allah SWT yang membawa pesan dan wahyu dari Sang Penguasajagad raya, namun beliau juga seorang manusia pilihan yang disegani oleh masyarakat sekitarnya dan seorang yang memiliki kepekaan sosial yang sangat tinggi. Kesedihan dan penderitaan orang-orang yang di sekitarnya yang dipimpin adalah kesedihan dan penderitaanya pula. Semua menjadi teladan bagi kita dan setiap pemimpin di mana saja dia berada.

Kepekaan yang tinggi dari setiap pemimpin itu akan menjadi stimulator kesuksesan menghadapi segala permasalahan yang muncul. Setiap pergerakan dan tingkah laku yang dibuatnya akan menjadi motor dari setiap arah kesuksesan seorang pemimpin. Oleh karena itu dalam setiap memilih pemimpin, agar memilih pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan yang bagus dan berakhlak seperti yang diontohkan oleh Nabi Nuhammad SAW



Kaum muslimin jamaah Jum'at yang dirahmati Allah SWT

Pemimpin yang jujur terhadap dirinya sendiri dan selalu menjadikan setiap langkahnya sebagai bagian dari ibadah dan amal yang membekalinya kelak, akan mendapat jalan dari langkahnya. Karena Allah SWT selalu membimbing para pemimpin yang jujur dan amanah dengan tanggung jawabnya.

Namun sulit rasanya mendapatkan pemimpin yang meneladani pola kepemimpinan Rasulullah SAW, memiliki tanggung jawab moral, kesederhanaan, dan kepekaan sosial menjadi akhlak pribadi pada pemimpin. Yang ada justru pengkhianatan, kemewahan dan keserakahan. Akibat yang ditimbulkan adalah krisis dalam berbagai dimensi kehidupan. Ini sebagai akibat rendahnya mental dan moral, baik para petinggi negara maupun masyarakat.

Para penguasa memang cenderung dzalim, dan karena itu pula banyak posisi tertinggi dalam suatu organisasi harus ditempuh dengan berbagai cara. Tujuan menghalalkan segala cara yang dicetuskan oleh Machiavelli dalam meraih dan mempertahankan kekuasaan telah menjelma menjadi virus yang sulit diobati di tubuh bangsa ini, hal ini telah menghiasi dinamika sejarah kemanusiaan masyarakat Indonesia. Ketika kekuasaan mulai digoyang, segala cara dilakukan, meski mengorbankan banyak pihak, untuk melumpuhkan lawan-Iawan politik. Dalam konteks ini, idealisme hancur luluh di telan kepentingan.

Kaum muslimin jamaah Jum'at yang dirahmati Allah SWT

Praktek korupsi, kolusi dan nepotisme terjadi di berbagai instansi, pemerintahan maupun non pemerintahan. Partai-partai politik sulit melepaskan diri dari penyakit itu. LSM-LSM yang notabenenya adalah gerakan moral pun ikut terjangkit. Bagaimana jadinya, jika lembaga yang bertugas mengontrol dan mengkritik pemerintah justru terkena penyakit yang sama. Bagaimana ia bisa mendiagnosa dan memberikan terapi jika penyakitnya sarna. Suatu kondisi yang sangat memprihatinkan dan membutuhkan penanganan yang cepat.

Jika dekadensi moral masyarakat sudah sampai pada titik yang paling rendah, maka segala akibatnya akan dirasakan sendiri oleh kaum tersebut. Segala akibat buruk karena ulah segelintir orang, dampaknya akan dirasakan masyarakat secara luas. Orang yang tidak berdosa pun ikut menanggung derita. Musibah yang terjadi tidak pandang bulu, tidak memilah-milah mana yang salah mana yang tidak. Orang yang merusak hutan dengan menebang kayu secara liar atau sengaja membakamya untuk suatu proyek besar, yang mungkin hanya satu atau beberapa orang saja. Namun, dampaknya akan terjadi banjir dan erosi atau tanah longsor dirasakan bersama. Korban harta dan jiwa tidak terelakan serta fasilitas-fasilitas umum ikut terganggu. Allah SWT berfirman:
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (QS Hud: 102)






Kaum muslimin jamaah Jum'at yang dirahmati Allah SWT
Sadar atau tidak, semua akibat yang menimbulkan penderitaan bersama itu karena ulah manusia yang serakah dan dzalim. Mereka mengekploitasi kekayaan nafsu untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Apakah itu hak warga sekitar atau milik negara, mereka tidak menghiraukan lagi. Ulah manusia-manusia seperti itulah yang mengakibatkan datangnya azab dan bencana nasional. Dampak azab dan bencana itu mungkin tidak terasa oleh para pelakunya, akah tetapi yang menderita adalah rakyat miskin yang tidak berdosa. Kehidupan mereka semakin tertindas; "Sudah miskin, kena bencana lagi". lnilah yang harus diingat oleh orang-orang yang serakah megeksploitasi kekayaan alat untuk kepentingan sendiri. Bahkan Allah SWT berjanji tidak akan membinasakan suatu negeri bila penduduknya berbuat kebaikan. Allah SWT berfiman:
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS Hud: 117)

Oleh karena itu, sudah semestinya kita bercermin kepada bangsa-bangsa terdahulu mengenal sebab-akibat dari azab dan beneana Allah SWT mengingatkan agar kita mengambil pelajaran dari mereka. Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثاً يُفْتَرَى وَلَـكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran hagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf: 111).
Kaum muslimin jamaah Jum'at yang dirahmati Allah SWT

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah SWT dalam mengarungi hidup ini.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِوَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُأقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ