0

Masa Kekhalifahan Sayidinna Umar bin Khottob. ( Part II )

Posted on Minggu, 10 Maret 2013


Benar dugaan Umar, apa yang dilaporkan jauh dengan kenyataan di lapangan yg di hadapinya.. masih begitu banyak penduduk yang kelaparan dan malam inipun tidak bias makan….
Singkat cerita… Dilihtnya seorang ibu tua dengan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Ia berada di dekat dapur sementara sang anak terus merecokinya… “Ummi, makan Ummi…. Lapar !!” erangnya”. Umar terus memperhatikannya dari jauh sembil menyuruh Asim utk berhati2 agar gerak-geriknya tidak diketahui oleh sang ibu.
“Sebentar saying…. Sebentar… ini sudah hamper tanak..”
Kata sang ibu. Ia nampak mengaduk2 sesuatu. Sebuah panic besar bersuara geruduk-geruduk mendidih dari tungku kayu yg menyala2.

“kapn, ummi, aku sangat lapar…” erang sang anak lagi.
Ya sebentar lagi sabr sedikit..” katanya. Sang anak menangis, tangisnya tersedu2 menyesakan dada Umar. Ia blm melangkah maju memastikan kondisi terakhir rakyatnya ini yg membutuhkan bantuan yg teramat sangat.
Kkeadaan sang anak mulai merengek2.., mengerang, hingga lelah menangis kemudian tertidur pulas.
“ayo Asim, kita Bantu ibu itu” ajak Umar.
Mereka berdua bergegas menghampiri ibu setengah baya itu, kemudian menanyakan keadaannya.
“ada apa, Bu? Tanya Umar.
“anak saya lapar tuan, saya blm bias memberinya makan”.
“lha itu , makanan yg ada di dalam panic ibu? Tanya Umar.
“makanan apa ? ini hanya batu yg saya rebus utk mengelabui anakku agar ia tidak menangis terus. Tapi saya tdk tahu smpe kpan.. nanti klo ia bangun lagi pasti menangis karena tdk diberi makan, “kata sang ibu.
“memang… apa Khalfah Umar tidak pernh memperhatikan ibu ?” Tanya Umar yg menyamar sebagai rakyat biasa. Ia ingin menguji sikap sang ibu, rakyat yg dipimpinnya terhadap sosok pemimpinya, seperti apakah ia menilanya.
“Ohh.. khalifah itu sangat dzhalim, ia tidak pernah memperhatikan rakyat kecil,, janji dan kata2nya yang ingin menyejahterakan rakyat itu hanya omong kosong, buktinya saya masih kelaparan” kata sang ibu.
“Oh.. begitu yaa…” kata Umar yg masih dalam penyamarannya. “skrg ibu saya Bantu” kata Umar. Kemudian ia meninggalkan asim d rumah ini. Ia menyuruhnya utk menjaga baik-baik, sementara dirinya akn mengambil makanan dari Baitul Mal sendirin tanpa bantuan. Asim terheran2, jelas ia ingin membantunya v apa jawab Sayidina Umar bin Khattab. “ Apa kamu mau menanggung dosa-dosaku di hari kiamat gara-gara ada seorang ibu yg terlantar?” kata Umar bin Khattab membuat asim merasa seprti terpantek dan tdk bisa mencegahnya.Next part III.

No Comments

Discussion

Leave a response